Kamis, 14 Februari 2013

PENGERAH MASSA MAIMUN JS


Pengerah Mahasiswa Maimun JS

Maimun JS, 1983
Sebenarnya, Maimun merupakan sosok yang paling dekat dengan Rachmat. Selain dari asal sekolah yang sama, STM Negeri Banda Aceh, hubungan Maimun dengan Rachmat tidak terbatas di kampus saja, juga dalam bekerja mencari uang untuk SPP atau uang kuliah. Aku bergabung dengan mereka pada tahun 1980, ketika plonco. Setelah rambutku digunting Maimun rada digigit tikus, dia menyapaku ramah karena aku cerita bahwa aku kawan dekat adiknya, Isnardi. “Sudah, kalau begitu, ikut kami aja ke aula ekonomi, tidak usah sama orang itu dijemur dan dirodam,” katanya sambil melapor ke Rachmat yang berada tidak jauh dari batang buah roda yang ada di halaman belakang kampus. “Oke, bawak dia,” kata Rachmat setengah berteriak. Kami berjalan kaki ke aula Fakultas Ekonomi untuk mendekor panggung terkait masa orientasi mahasiswa berakhir dua hari lagi. Setiba di sana, Rachmat memberiku kuas dan meminta aku mengecat dasar kertas semen yang akan dilukisnya. Aku turuti saja apa perintah mereka, takut dirodam juga di tempat itu karena tiadak pernah aku lihat Maimun tersenyum. Dengan wajah dipenuhi berewok dan rambut setengah gondrong semakin meyakinkannya sebagai sosok eksekutor plonco.

Setelah satu atau dua tahun kuliah, aku mengambil mata kuliah yang sama dengan Maimun. Namun aku masih segan juga mengajaknya bersenda gurau karena matanyapun semakin merah saja. Suatu kali, aku diajaknya minum kopi bersama di kantin Bang Zamzami di lokasi Gelanggang Mahsiswa sekarang. Dia mulai mengajak gabung di kedai kopi Simpang Lima, pada malam hari. Aku lihat Maimun sebagai sosok romantis, tidak segarang tampilannya. Lantas, pada tahun-tahun berikutnya aku dan Maimun diajak Rachmat mengerjakan bangunan pameran dan beberapa taman di rumah orang.

Interaksi aku dan Maimun semakin intens manakala fakultas mengadakan berbagai kegiatan ekstra kurikuler. Maimun selalu saja bertindak selaku pengerah massa dalam tim kerja, termasuk tatkala diadakannya pertandingan antar fakultas di kampus. Tidak cukup dengan itu, berbagai kegiatan UKM yang didirikan di tingkat universitas turut pula dibidaninya, seperti Mapala Leuser, BSPD, dan beberapa yang lain. Rumah kost Maimun di jalan Teuku Nyak Arief selalu terbuka untuk dipakai sebagai pos pusat kegiatan mahasiswa teknik. Banyak mahasiswa lintas angkatan yang datang ke situ tanpa harus berkenalan lebih dahuli dengan sosok Maimun. Dia juga tidak sungkan-sungkan bekerja langsung secara fisik dalam setiap ada kegiatan kampus, seperti mengikat spanduk acara, memasang loudspiker di ketinggian, dan lain sebagainya. Interaksiku dengan Maimun berlanjut hingga penelitian di laboratorium Mektan dan penulisan tugas akhir (TGA). Banyak kisah aku dan Maimun yang jenaka di kampus teknik, yang belum tertulis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar